Bayi sering gumoh mungkin membuat Joyfriends merasa khawatir. Kondisi ini sebenarnya umum terjadi pada bayi dan bukanlah hal yang berbahaya. Meski umum terjadi, seringnya gumoh pada bayi juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu yang perlu diwaspadai. Gumoh adalah keluarnya cairan, susu, atau makanan yang baru saja ditelan. Dalam istilah medis, gumoh ini disebut dengan refluks. Kondisi ini normal dialami bayi karena kerongkongannya yang belum berkembang sepenuhnya dan ukuran lambung bayi yang masih kecil. Jika tergolong terlalu sering maka kita perlu mengetahui cara mengatasi bayi sering gumoh berikut ini!
Gumoh yang Tergolong Normal
Bayi sering gumoh bukanlah kondisi yang mengkhawatirkan. Selain mengeluarkan susu atau makanan, gumoh terkadang juga muncul dengan sendawa, batuk, atau cegukan. Frekuensi gumoh pada bayi pun sangat bervariasi, bisa jarang, cukup sering, atau bahkan terjadi setiap kali bayi mengkonsumsi susu atau makanan.
Kondisi bayi gumoh yang tergolong normal:
- Bayi tetap mau menyusu dan makan.
- Bayi tidak terlihat sesak atau rewel.
- Bayi tetap terlihat nyaman dan tidak rewel.
- Berat badan bayi masih bertambah sesuai usianya.
Jika Bayi mengalami gumoh dengan ciri-ciri seperti di atas, menandakan bahwa keadaannya baik-baik saja dan tidak memerlukan penanganan khusus.
Upaya Mengatasi Bayi Sering Gumoh
Sejumlah cara bisa kita lakukan untuk mencegah bayi sering gumoh:
-
Posisikan kepala bayi lebih tegak saat menyusu dan setelahnya
Saat Joyfriends memberi bayi ASI atau makanan padat, posisikan kepalanya agar lebih tegak. Pertahankan posisi tersebut setidaknya 20-30 menit setelah bayi makan agar makanan tidak naik kembali ke kerongkongan bayi.
-
Memilih ukuran dot yang tepat
Dot yang terlalu besar menyebabkan susu yang keluar terlalu banyak, sehingga membuat bayi mudah tersedak dan gumoh.
-
Berikan ASI atau makanan secukupnya
Cara lain untuk pencegahan gumoh adalah dengan memberikan ASI, susu formula, atau makanan dengan porsi sedikit, namun sering. Pastikan pula untuk membuat bayi sendawa setiap habis menyusu atau di sela waktu menyusui.
-
Pastikan bayi tidak tidur tengkurap setelah menyusu
Setelah menyusui bayi, pastikan bayi tidak langsung tidur. Joyfriends dapat menggendong bayi selama kurang lebih 15-30 menit terlebih dahulu.
Setelah itu, Joyfriends dapat menidurkan bayi dalam posisi telentang dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badan dan kakinya. Hal ini perlu karena bayi yang tidur tengkurap setelah menyusu atau makan lebih berisiko terkena sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).
Gejala khusus yang perlu Joyfriends ketahui
Meski gumoh pada bayi adalah hal yang tergolong normal terjadi, Joyfriends perlu waspada bila Bayi gumoh terjadi dengan beberapa gejala lain, seperti:
- Bayi mulai gumoh pada usia 6 bulan dan terus terjadi hingga usianya lebih dari 1 tahun.
- Terlalu sering memuntahkan makanan atau susu terlalu banyak
- Cairan yang muntah bayi berwarna kuning, hijau, atau bahkan darah.
- Bayi menjadi susah makan atau menolak minum susu.
- Tampak sesak, lemas, rewel, dan sering menangis.
- Demam.
Gumoh sering kali merupakan hal yang wajar terjadi dan merupakan bagian dari tumbuh kembang bayi. Oleh sebab itu, Joyfriends sebaiknya tidak perlu khawatir ketika Bayi gumoh dan tampak tenang dan sehat. Namun, jika gumoh terjadi berlebihan dan berkepanjangan dan dengan gejala-gejala sebelumnya, maka Joyfriends sebaiknya harus segera mengatasi bayi sering gumoh dengan memeriksakan kondisi Bayi ke dokter anak untuk mendapat penanganan yang tepat.
Pingback: Apakah Gumoh Si Kecil Normal? - Vee And Mee