Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa merasakan stres apalagi jika menjadi berkepanjangan. Beragam dampak akan mulai ia rasakan secara mental, bahkan kesehatannya secara langsung.
Penyebab Stres pada Anak
Perasaan stres biasanya muncul karena tekanan yang dirasakan baik dari dalam maupun faktor lingkungan sekitar. Stres yang muncul dari dalam diri seperti contoh dapat berasal dari hal-hal yang ia inginkan namun tidak ia dapatkan. Sedangkan, stres akibat faktor lingkungan sekitar mungkin terjadi karena tekanan orang lain seperti teman sepermainan, atau bahkan orang tua sendiri. Pertengkaran orang tua di rumah kerap menjadi momok menakutkan yang dapat selalu teringat bagi Si Kecil. Lingkungan sekitar seperti teman rumah, sekola yang tidak mendukung perkembangannya juga dapat menjadi potensi penyebab stres pada anak. Beberapa faktor tersebut dapat membuat Si Kecil menjadi stres dan mengganggu tumbuh kembangnya. Maka dari itu, orang tua perlu mengambil peran yang dimulai dari mengenali ciri-ciri stres pada anak seperti yang terdapat di bawah ini:
Ciri Stres Pada Anak
1. Terasa terlalu dekat dengan orang tua
Dekat dengan orang tua tidaklah pernah salah, namun frekuensinya pasti sudah sangat dikenali, bukan? Nah, jika Moms dan Dads merasa secara tiba-tiba ia terasa selalu ingin menempel dengan orang tua maka bisa jadi ini adalah indikasi bahwa ia sedang stres. Semisal jika Moms ingin pergi sebentar, maka ia menangis. Hal seperti ini dapat menandakan bahwa ia sedang dilanda rasa cemas berlebihan. Untuk memastikannya, tak salah jika Moms langsung menanyakannya dan menghadirkan solusi baginya.
2. Kesulitan untuk tidur
Gangguan tidur kerap disepelekan. Kebanyakan orang tua menganggap ini adalah hal yang biasa seperti anak-anak yang tidak mau untuk diminta tidur. Faktanya, dengan gejala ini dapat menggambarkan ia sedang merasa stres. Faktornya dapat beragam, namun sebagai langkah pencegahan, cobalah untuk mengajaknya melakukan rutinitas malam yang menyenangkan dan “agak melelahkan”, hal ini bertujuan agar pikirannya terus teringat kegiatan itu dan meningkatkan kualitas tidurnya karena rasa lelah tersebut.
3. Tingkah perilaku yang lebih agresif
Perilaku kesehariannya pasti sangat familiar bagi Moms. Amatilah jika beberapa waktu kebelakang, ia menunjukan perubahan sikap yang kurang baik seperti emosi yang tidak terkendali atau bahkan hingga merusak benda di sekitarnya. Jika hal ini terjadi, mulailah dengan mengajaknya untuk berkomunikasi dengan melakukan tindakan hangat seperti memeluknya dan menenangkannya sebelum mulai untuk bertanya. Namun, jika perilaku seperti ini tidak kunjung membaik, menghubungi dokter tentu merupakan pilihan yang bijak untuk memperoleh bantuan.
4. Perubahan nafsu makan hingga mual dan muntah
Perubahan nafsu makan hampir pasti terjadi pada setiap anak. Namun apabila perubahan ini berlangsung secara tiba-tiba atau drastis, kemungkinan ia sedang merasa stres tentu saja ada. Ia dapat berdalih dengan alasan bahwa makanannya tidak enak, padahal makanan tersebut adalah makanan kesukaannya. Kenaikan nafsu makan yang membuatnya lebih sering makan dan ngemil juga patut dicurigai, karena juga buruk bagi kesehatan. Dalam beberapa kasus bahkan perubahan nafsu makan ini berakibat pada pencernaan yang membuatnya menjadi mual dan muntah. Jika hal ini terjadi tak perlu ragu, sebelum mengurusi “stresnya”, obatilah ia terlebih dahulu.
5. Menyendiri dan malas untuk berinteraksi
Ia akan cenderung lebih menyendiri saat merasakan stres. Pada orang dewasa, menyendiri identik dengan merenung, namun hal ini tidak berlaku bagi anak-anak. Bisa saja ia berdiam diri karena merasa takut atau karena merasa tidak diperhatikan. Apabila hal ini terjadi di rumah, maka untuk menyelesaikannya dapat menjadi sedikit lebih mudah, namun jika terjadi di lingkungan sekitar seperti sekolah maka perlu pendekatan lebih. Segeralah berkonsultasi dengan guru sekolahnya yang dapat selalu memperhatikannya.
6. Tiba-tiba jatuh sakit
Hal ini adalah hal yang paling menakutkan. Biasanya jika stres yang ia alami sudah berkelanjutan lama maka hal ini dapat terjadi. Akumulasi hal buruk yang selalu ia pikirkan akan memberikan dampak pada kesehatannya.
Orang tua sudah sewajibnya selalu memperhatikan gerak-gerik Si Kecil. Jika Moms merasa ia menunjukan indikasi seperti di atas maka menyelesaikannya dengan kedekatan orang tua tentu sangat baik. Namun jika Moms dan Dads merasa hal tersebut sudah membahayakan kesehatan, segeralah berkonsultasi dengan dokter dan psikologu agar ia dapat memperoleh perawatan yang akurat.
Semoga membantu ya, Moms!-KJ