Mengawali tahun 2020, area Jabodetabek dilanda banjir. Curah hujan yang ekstrem dan durasi hujan yang berlangsung kurang lebih 12 jam yang menyebabkan terendamnya area pemukiman, ruas tol, dan beberapa titik jalan raya. Yang lebih ironisnya, banjir sudah memakan korban jiwa. Data korban bisa saja terus bertambah karena cukup banyak orang yang terkena banjir, termasuk bayi dan anak-anak. Dan, tak sedikit warga masih menetap di rumah karena tak memiliki tujuan lain untuk mengungsi. Lalu, apa yang harus dilakukan ketika si Kecil ikut terkepung banjir? Berikut kiatnya.
Terjadinya banjir sudah pasti menimbulkan kerugian secara material dan non-material. Ditambah pula, efek merugikan banjir juga akan memengaruhi kesehatan penghuni rumah yang terdampak banjir. Dari segi penyakit, banjir meningkatkan risiko infeksi akibat penyebaran penyakit melalui air yang tercemar. Penyakit tersebut antara lain diare, demam tifoid (tifus), leptospirosis, dan hepatitis A.
Bencana banjir secara tak langsung juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit yang disebabkan oleh vektor atau hewan pembawa penyakit, misalnya nyamuk, tikus, atau ular. Penyakit tersebut antara lain demam berdarah, chikungunya, kaki gajah, malaria, dan banyak lagi. Di samping itu, kesulitan air bersih akibat banjir menjadi masalah selanjutnya yang ikut berdampak bagi kesehatan si kecil. Bukan hanya dibutuhkan untuk minum dan mandi, air bersih juga diperlukan untuk mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan air banjir (khususnya sebelum makan).
Jika tempat atau area pemukiman Mums terkena banjir, segeralah lakukan beberapa hal penting berikut ini demi menjamin keselamatan dan kesehatan si Kecil:
- Matikan instalasi listrik di dalam rumah dan cabut peralatan listrik yang terpasang. Pastikan si Kecil dijauhkan dari sumber listrik untuk mencegah risiko tersetrum.
- Tempatkan si Kecil di area rumah yang tertinggi untuk mencegah ia terluka akibat pecahan kaca, paku, kawat, dan benda tajam lainnya.
- Jika si Kecil terluka, segera bersihkan luka dan jangan dibiarkan. Luka terbuka dapat berkembang menjadi infeksi, apalagi jika terkena air banjir yang kotor.
- Tutup luka yang terbuka dengan plester atau kain bersih agar tidak terpapar kotoran.
- Jauhkan si Kecil dari mainan yang sudah terkontaminasi air banjir, sampai dipastikan sudah dibersihkan dengan saksama.
- Jika Mums khawatir si Kecil tak sengaja meminum air banjir, segera cari bantuan medis atau sampaikan hal tersebut pada petugas medis yang datang menolong.
- Bila kualitas air buruk, cara yang bisa Mums lakukan adalah memasak air hingga mendidih dan tambahkan 3-5 tetes klorin setiap 1 liter air, atau menggunakan penyaring untuk menghilangkan kuman berbahaya.